LPPM UNPRI Selenggarakan Webinar:

“How to Detect Predatory, Discontinue dan Hijacked Journal”

Kamis, 22 Desember 2022 10:30:58 oleh Muhammad Aditya Kurnia | berita sebelumnya | berita selanjutnya



Terkait dengan upaya peningkatan kualitas publikasi bagi segenap dosen di lingkungan UNPRI, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) menggelar webinar “How to Detect Predatory, Discontinue dan Hijacked Journal.”

Penyelenggarakan webinar ini tidak terlepas dari tututan dosen untuk publish paper di jurnal internasional yang terindeks di pangkalan data seperti SCOPUS, Web of Science dan Elsevier sehingga terkadang belum mendapatkan panduan terkait bagaimana pemilihan jurnal yang tepat.

Dalam webinar yang dilaksanakan pada hari Kamis, 22 Desember 2022, LPPM UNPRI mengundang Rektor Unisbank dan Reviewer Penelitian Direktori Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian (DRTPM) Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Edy Winarno, S.T., M.Eng sebagai pemakalah

Webinar dihadiri secara daring oleh Rektor UNPRI, Prof. Dr. Chrismis Novalinda Ginting, M.Kes, WR I UNPRI, Abdi Dharma, S.Kom, M.Kom, Ketua LPPM UNPRI, Edy Fachrial, S.Si, M.Si sebagai ketua pelaksana acara, perwakilan dari dekan, ketua program studi, ketua biro, dosen, dan civitas akademia UNPRI Medan.

Acara diawali dengan sambutan dari Ketua LPPM. Dalam sambutannya, Edy Fachrial mengucapkan apresiasi terhadap Rektor Unisbank yang telah meluangkan waktu untuk mempresentasikan materinya. Materi tentang pemilihan jurnal terindeks SCOPUS merupakan salah satu bagian tidak terlepaskan dari tri dharma perguruan tinggi.

“Publikasi adalah salah satu persyaratan untuk karir dosen terutama jabatan fungsional, dan disayangkan bahwa masih banyak peneliti yang terjebak publikasi di jurnal predator, dan data tersebut akan terus teridentifikasi secara digital”, ujar Fachrial

Acara dilanjutkan dengan kata sambutan Rektor UNPRI, Prof. Dr. Chrismis Novalinda Ginting, M.Kes, sekaligus sebagai pembuka acara webinar.

“Kami dari pihak universitas sangat concern dengan karir dosen, terutama mengingat dosen UNPRI mayoritas muda dan produktif, sehingga diharapkan webinar ini dapat meningkatkan jabatan fungsional dosen. Beberapa kejadian yang dialami dosen UNPRI, mereka sudah publish di jurnal dan melakukan proses pembayaran tetapi jurnalnya ternyata hijacked.” ujar Chrismis dalam sambutannya

Pelaksanaan webinar dipandu langsung oleh ketua LPPM UNPRI sebagai moderator

Dalam penyampaian materinya, Winarno menyinggung pentingnya rule terkait publikasi bagi dosen. Hal yang dipaparkan oleh Rektor UNPRI, terkait dosen yang telah membayar publikasi dan mendapatkan insentif dari universitas tetapi jurnalnya ternyata hijacked juga merupakan fenomena yang terjadi di Unisbank, sehingga memang identifikasi jurnal predatory dan hijacked sangatlah penting.

Lebih lanjut lagi, hal terkait publikasi dan citasi artikel ini sendiri berpengaruh tentang akreditasi prodi untuk mencapai unggul/baik sekali

“Salah satu kriteria untuk mencapai akreditasi unggul/baik sekali harus mempunyai citasi average dosen sekitar 10 citasi, di SCOPUS, Web of Science maupun Elsevier”, ujar Winarno

Winarno menyampaikan tiga poin dalam pemaparannya, yakni (1) aturan PAK (Penilaian Angkat Kredit) Dikti terkait jabatan fungsional dosen (2) Predatory, discontinued, hijacked journal dan (3) cara mencari jurnal berkualitas.

Dalam poin pertama, hal yang perlu dicermati adalah aturan PAK DIKTI ini akan terus meningkat, batas threshold poin dosen untuk mencapai sebuah jabatan fungsional (jafa), terutama Guru Besar/Professor.

“Banyak ditemukan bahwa ketika mengurus jabatan fungsional seperti Lektor Kepala (LK), luaran terkait publikasi ataupun Hak Paten Intelektual, ada syarat khusus yang tidak dapat dipungkiri sehingga dosen akan terkendala, seperti jurnal terindeks SINTA atau internasional,” tutur Winarno

Lanjutnya ,”Banyak dosen yang mengajukan LK dan ditolak karena poin publikasi”

Pemaparan ini mengarah kepada poin Winarno berikutnya, yakni identifikasi jurnal atau penerbit predator (questionable journal) sehingga dosen tidak terjebak untuk publikasi di jurnal tersebut.

Membicarakan tentang jurnal-jurnal yang questionable ini, sebenarnya belum ada ketetapan resmi dari PAK Dikti terkait list jurnal-jurnal yang tidak diperbolehkan untuk disubmit, tetapi hanya sebuah himbauan. Bahkan peraturan ini hanya secara eksplisit diimplementasikan di Indonesia. Untuk mengidentifikasi jurnal predator ini, PAK DIKTI merujuk kepada website predatoryjournals.com dan beallslist.net,

“Jurnal predator ini mengacu kepada jurnal yang mempublish artikel hanya sebagai bisnis semata sehingga menuntut Article Publication Cost (APC) tinggi dengan peer-review yang tidak jelas dan waktu publikasi yang cepat,” kata Winarno, “jurnal yang mencari keuntungan dengan cara menipu, penipuan atau penggunaan ISSN secara tidak tetap, dan tidak ada keterangan impact factor”

Tim PAK kenaikan jabatan fungsional tidak serta merta menjadikan beallslist dan predatory journal sebagai rujukan, dan akan selalu mengupdate list journal yang di black list melalui situs resminya.

Sedangkan discontinued journal sendiri merujuk kepada jurnal yang tidak lagi masuk dalam pangkalan data internasional bereputasi, yakni Web of Science, SCOPUS dan MAS (Microsoft Academic Search)

Winarno mencontohkan satu jurnal yakni, Far East Journal of Mathematical Sciences yang discontinued sehingga tertulis di Scopus coverage years (from 2008 to 2017) , sedangkan jurnal yang masih aktif, seperti Internasional Journal of Advances in Intelligent Informatics akan tertulis (from 2015 to present) Hal ini bisa ditinjau langsung via scopus.com atau scimagojr.com

Melanjutkan kepada hijacked journal, mengacu kepada jurnal yang sama persis dengan jurnal asli (kloning) dan menggunakan nama institusi untuk terindeks di scopus.

“Tips dan trick ini semoga dapat membantu dosen-dosen UNPRI untuk terbebas dari publikasi di jurnal predatory, discontinued ataupun hijacked,” harap Winarno

Di poin terakhir, Winarno mencontohkan cara mencari jurnal berkualitas untuk menghindari masalah terkait jurnal yang questionable. “SJR dan impact factor merupakan standar PAK DIKTI untuk menentukan jurnal internasional bereputasi yang bisa dicek via scimagojr.com”, papar Winarno

Acara dilanjutkan dengan sesi question and answer dari dosen-dosen UNPRI yang secara antusias mengajukan pertanyaan terkait publikasi di jurnal bereputasi pangkalan data internasional

Acara ditutup melalui penyerahan sertifikat narasumber secara simbolik dan sesi dokumentasi foto bersama


Berita Seputar Universitas Prima Indonesia:

Berita Lain:

Berita Halaman Depan: