FK UNPRI Kembali Gelar Seminar Nasional

Pencegahan TB dan Masalah Kesehatan Pasien Geriatri

Kamis, 02 Maret 2023 11:06:06 oleh Muhammad Aditya Kurnia | berita sebelumnya | berita selanjutnya





Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia (UNPRI) kembali menggelar Seminar Nasional dengan mendatangkan pembicara sebagai pakar di bidang kesehatan, terutama penyakit dalam dan geriatri. Seminar Nasional yang diselenggarakan pada hari Kamis, 2 Maret 2023 di main hall Kampus Utama UNPRI, jalan Sampul 3 Kota Medan mengundang dua pembicara yakni : dr. Alwinsyah Abidin, Sp.PD-KP (dosen FK USU, dokter RSUP Adam Malik Medan) dan dr. Ariantho Sidasuha Purba, Sp-PD-KGet, FINASIM, M.Kes,M.Si, Ketua PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam) cabang Sumatra Utara. Jalannya seminar dipandu oleh dr. Yan Indra Fajar Sitepu, M.Ked (PD), Sp.PD (Wakil Ketua II Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan) sebagai moderator.

Seminar Nasional Fakultas Kedokteran UNPRI ini dihadiri oleh Prof. Dr. dr. I Nyoman Ehrich Lister, M.Kes., AIFM., Sp.KKLP. (founder UNPRI) Prof. Dr. Chrismis Novalinda Ginting, M.Kes, (Rektor UNPRI), Prof. Dr. dr. Farhat, M.Ked (ORL-HNS), Sp.THT-KL(K)FICS (Penasehat UNPRI), Para Wakil Rektor di Lingkungan UNPRI, Prof. Dr. dr. H. Gusbakti Rusip, M.Sc., Sp.KKLP., PKK., AIFM, (Dekan FKKGIK UNPRI) yang diwakilkan oleh Dr. dr. Linda Chiuman, M.K.M (Wakil Dekan I FK UNPRI), perwakilan Dekan Fakultas di lingkungan UNPRI, Direktur RS Royal Prima Medan, Dr. dr. Wienaldi, MKM, segenap jajaran di FKKGIK UNPRI dengan 500 mahasiswa yang menghadiri seminar, dan para civitas akademika UNPRI.

Dalam sambutannya Wakil Dekan 1 FK UNPRI mengemukakan bahwa Fakultas Kedokteran UNPRI telah berdiri sejak tahun 2008 dan sepanjang perjalanan telah menorehkan banyak prestasi, antara lain akreditasi A untuk program studi kedokteran dan profesi dokter. Kemudian, pada tahun 2022 FK UNPRI dipercaya untuk membuka program studi spesialis yakni Kesehatan Primer (KP) dan radiologi. Hal ini sangat membanggakan mengingat FK UNPRI merupakan satu-satunya fakultas kedokteran swasta yang melaksanakan program studi spesialis di pulau Sumatra. Dr. dr. Linda mengapresiasi support yang telah diberikan founder UNPRI dan Yayasan Perguruan Tinggi Prima Indonesia termasuk ketersediaan Rumah Sakit Pendidikan Utama dan Satelit milik pribadi.

Penyelenggaraan Seminar Nasional ini sejalan dengan visi Fakultas Kedokteran untuk "Menjadi Fakultas unggulan nasional dalam mengembangkan Sociotechnopreneurship pada Ilmu Kesehatan untuk menghasilkan tenaga kesehatan dan IPTEKDOK melalui pengelolaan Tridharma yang mengedepankan nilai-nilai profesionalisme" dan meningkatkan kualitas pendidikan dan lulusan.

Dalam seminar nasional sesi pertama, dr. Alwinsyah memaparkan tentang Pencegahan Tuberkulosis (TB) di Indonesia. Berdasarkan data, terdapat 1 juta pasien TB pada tahun 2022, sebuah tren meningkat setelah sempat menunjukkan penurunan pada masa pandemi Covid-19. Sesuai dengan Gerakan Kementrian Kesehatan, Gerakan Bersama untuk Eliminasi TBC 2030, penting agar mahasiswa kedokteran mendapatkan edukasi untuk mencegah dan mengobati pasien TB, sebuah persoalan yang menjadi concern pemerintah saat ini. Lebih lagi, Indonesia berada di urutan 2 diantara China dan Filipina terkait jumlah penderita Tuberkulosis di dunia. Untuk mendukung eliminasi TB, diperlukan perbaikan dan pemutakhiran manajemen program TB bagi seluruh petugas kesehatan di Indonesia.

Melanjutkan pemaparannya, dr. Alwinsyah menyampaikan bahwa Tuberkulosis sendiri dapat dibedakan menjadi Tuberkulosis Bakteriologis dan Tuberkulosis Klinis, pasien yang tidak memenuhi kriteria terdiagnosis secara bakteriologis tetapi didiagnosis sebagai pasien TB aktif oleh dokter dan diputuskan untuk diberikan pengobatan TB

Beranjak kepada penjelasan dari pemateri kedua, Ketua PAPDI Sumut menyatakan bahwa setiap fase-fase kehidupan mempunyai permasalahan yang berbeda-beda. Terkait dengan angka harapan hidup (life expectancy) Indonesia secara umum dan Sumatra Utara secara khusus yakni 70 tahun untuk laki-laki dan 68 tahun untuk perempuan, perlu diajarkan pengetahuan terkait geriatri, adalah cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada penanganan, diagnosis, serta pencegahan penyakit dan gangguan kesehatan yang menyerang kalangan lansia. Lansia semakin rawan dengan resiko-resiko terkena penyakit seperti hipertensi, arthritis dan stroke.

"Rata-rata penyakit yang menyerang kaum lansia ini adalah multi penyakit, terkait dengan penurunan fungsi orang. Hal ini tidak terlepas dari aspek-aspek lainnya seperti depresi, kemiskinan, dan kurang nutrisi sehingga dalam penangganan geriatri ini membutuhkan perspektif interdisipliner seperti dari ilmu sosiologi dan psikologi," papar dr. Ariantho.

Ketua PAPDI Sumut ini turut menyoal fakta bahwa geriatri di Sumatra Utara ini masih kurang diperhatikan, terutama jika dibandingkan dengan penanganan di Jawa dan Bali. Padahal secara demografis 10 % penduduk di Sumatra Utara adalah kaum lansia, dan 85 % lansia yang dirawat karena geriatri ini terlantar, kurang perhatian dari anggota keluarganya.

"Apa yang diperhatikan paling pertama bagi orang tua? Nutrisi dan bergerak, organ-organ kalau tidak digunakan bisa melemah, seperti otot. PM Malaysia Mahathir Mohammad masih aktif di usia lebih dari 90 tahun. Intinya, lansia jangan duduk-fuduk saja di rumah, harus aktif. Jangan dibiasakan anggapan bahwa kalau sudah tua, sudah santai, harus tetap aktif, tetap beraktivitas," tegas dr. Ariantho.

dr. Ariantho menyampaikan kekagumannya terhadap kampus UNPRI, bahwa keberhasilan UNPRI membuka program studi spesialis turut menjadi pembicaraan saat Rakernas PAPDI yang berlangsung di Jakarta. Ketua PAPDI Sumut ini mengapresiasi kesempatan yang diberikan untuk memaparkan kuliah umum di Kampus Utama UNPRI.

Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, adapun beberapa pertanyaan untuk memantik diskusi yang dipaparkan mahasiswa FK UNPRi antara lain : Bagaimana gambaran manifestasi oral TBC, terutama terkait infeksi silang yang terjadi? Bagaimana dosis obat Tuberkulosis saat penderita melaksanakan ibadah puasa? Kemudian, bagaimana mengidentifikasi seseorang dapat terinfeksi TB secara oral?


Berita Seputar Universitas Prima Indonesia:

Berita Lain:

Berita Halaman Depan: