Kembali Ukir Prestasi : UNPRI Anugerahkan Gelar Honoris Causa bagi Dua Tokoh Dokter

Wisuda Periode II Tahun 2023

Minggu, 19 Maret 2023 14:24:49 oleh Muhammad Aditya Kurnia | berita sebelumnya | berita selanjutnya





Dokumentasi Wisuda Hari Kedua dapat diakses via instagram UNPRI.

Instagram UNPRI

Bersamaan dengan prosesi Wisuda Periode II di hari kedua, Sabtu 18 Maret 2023 dan sidang rapat senat terbuka, Universitas Prima Indonesia menganugerahkan gelar Doktor Honoris Cause (H.C) bagi dua tokoh yang berdedikasi penuh dalam bidang Kesehatan : dr. Ribka Tjiptaning, A.Ak (Ketua Komisi IX DPR RI Periode 2009-2014, Anggota Komisi VII DPR, 2019-2024) dan Major Jenderal (Purn.) dr. Daniel Tjen, Sp.S (Kepala Pusat Kesehatan TNI 2013-2015).

Acara penganugerahan gelar Honoris Causa ini dihadiri oleh : Ketua LLDIKTI Wilayah 1, Prof. Drs. Saiful Anwar Matondang M.A, Ph.D ; ketua DPRD Sumatera Utara, Drs. Baskawi Ginting ; Ketua DPRD Kota Medan, Hasyim S.E beserta jajaran ; Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Medan, Muhammad Sofyan.

Sedangkan perwakilan jajaran direksi dan rektorat Universitas Prima Indonesia yang menghadiri acara adalah : Founder UNPRI Prof. Dr. I Nyoman E.Lister MKes AIFM, Ketua Badan Pelaksana Harian (BPH), Dr. Tommy Leonard, SH.,M.K, Rektor UNPRI, Rektor UNPRI, Prof Dr, Chrismis Novalinda Ginting, M.Kes, Seluruh Wakil Rektor di Lingkungan UNPRI, Direktur RSU Royal Prima, Dr.dr.Wienaldi, M.K.M, Direktur RS Prima Vision, Muhammad Faris, Sp.BS, Seluruh Dekan, Kepala Prodi, Guru Besar, dan seluruh Kepala Biro/Lembaga Universitas Prima Indonesia.

Pengaturan pemberian gelar Doktor Honoris Causa dimuat dalam Pemendikbud No 21 Tahun 2013 Tentang Pemberian Gelar Doktor Kehormatan. Dalam Permendikbud itu disebutkan Doktor Honoris Causa adalah adalah gelar kehormatan yang diberikan oleh suatu Perguruan Tinggi kepada seseorang yang dianggap telah berjasa dan atau berkarya luar biasa bagi ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sosial, budaya, dan/atau berjasa dalam bidang kemanusiaan dan/atau kemasyarakatan. Perguruan Tinggi dapat memberikan gelar Doktor Honoris Causa kepada warga negara Indonesia dan/atau warga negara asing.

Perguruan Tinggi yang memberikan gelar Doktor Honoris Causa harus memiliki fakultas atau jurusan yang menyelenggarakan bidang ilmu pengetahuan yang sama dengan bidang ilmu pengetahuan yang menjadi ruang lingkup jasa dan/atau karya bagi calon penerima gelar Doktor Kehormatan.

Syarat-syarat administratif tersebut telah dipenuhi oleh Universitas Prima Indonesia dengan keberadaan Program Studi (Prodi) Doktor Ilmu Kesehatan yang terakreditasi Unggul berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Perkumpulan Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes) No. 0007/LAM-PTKes/Akr.Bd/Dok/X/2022, tanggal 21 Oktober 2022

Universitas Prima Indonesia terus menorehkan berbagai capaian dan gebrakan yang membanggakan bagi dunia pendidikan di Indonesia secara umum dan terkhusus LLDIKTI regional 1, sebagaimana diutarakan Ketua LLDIKTI Wilayah 1, Prof. Drs. Saiful Anwar Matondang M.A, Ph.D dalam sambutannya.

“Dalam catatan kami, UNPRI dan Prof. Nyoman ini sangat luar biasa achievementnya, PTS pertama S3 kedokteran, lalu managemen dan hukum, ini luar biasa. Kemudian, bulan lalu SK spesialis, program studi paling sulit untuk dibuka, ini betul-betul Prima,” lanjut Prof. Saiful, “saya sangat bangga karena di bawah LLDikti 1 ada S3 kedokteran yang dikelola PTS, selama ini baru di Jawa, di Jogja, di Bandung, Pak Nyoman membuktikan bisa membuka S3 kedokteran di Sumatra.”

“Di hari yang berbahagia ini (Sabtu, 18 Maret 2023), UNPRI kembali menorehkan sebuah pencapaian yang sangat membanggakan, 2 Doktor sekaligus dianugerahi gelar doktor Honoris Causa. Hal ini dimungkinkan karena S3 kedokteran UNPRI sudah mendapat akreditasi Unggul, lebih lagi kedua tokoh ini merupakan dokter dengan beragam pencapaian yang tidak perlu diragukan lagi,” sambung Ketua LLDikti Wilayah 1 ini.

Prof. Saiful menambahkan bahwa ke depannya, kemajuan yang ditunjukkan UNPRI secara khusus di bidang kesehatan dan kedokteran dipercaya dapat membuat Kota Medan bersaing dengan Jogja dan Bandung dalam tujuan menjadi kota kesehatan dan pariwisata. Lebih lanjut lagi, Kota Medan ke depannya diharapkan dapat seperti Penang di Malaysia yang selalu menjadi rujukan tempat berobat, dengan keberadaan RSU Royal Prima dengan standar internasional.

Akhir kata, Prof. Saiful turut menyoroti gebrakan Universitas Prima Indonesia yang telah mengajukan alih terima pengelolaan beberapa prodi di Pekanbaru. Ujarnya, “sekali lagi, ini pertama di Sumatra, memang benar-benar Prima”



Dalam orasi ilmiahnya, Dr. (H.C) dr. Ribka Tjiptaning, A.Ak menyatakan bahwa sistem kesehatan di Indonesia, terutama asuransi kesehatan yang sekarang kita kenal dalam nama BPJS harus tetap berlandaskan dasar negara yakni Pancasila, berbeda dengan asas kapitalis yang dianut negara maju.

Tokoh yang vokal memperjuangkan BPJS di DPR RI ini memetakan bahwa sistem kesehatan di Indonesia masih jauh dari nilai-nilai Pancasila yakni kesehatan yang berkeadilan (Sila 5), setiap warga negara berhak mendapatkan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang sama.

Kemudian, Dr (H.C). dr. Daniel Tjen, Sp.S membahas terkait pentingnya pentingnya biodefence dalam perkembangan dunia kesehatan dan keamanan nasional. Pemaparan ini merupakan sebuah topik yang semakin relevan di era pemulihan paska pandemi Covid-19. Berbeda dengan aspek-aspek seperti senjata kimia (chemical weapon) ataupun ancaman nuklir yang dapat terdeteksi lebih cepat, unsur biologis seperti virus, bakteri maupun reagen ini lebih sukar dikendalikan karena dapat bermutasi. Selain itu, hingga saat ini masih belum terdapat mekanisme yang mengatur penggunaan senjata biologis.

Sebagai pertahanan terhadap ancaman-ancaman biologis, Dr. (H.C) Tjen mengulas perlunya pengamanan secara biologis (biodefence). Salah satu aspek yang dapat berkembang di masa yang akan datang adalah kebutuhan untuk menjaga ketahanan negara dalam hal ketersediaan pangan yang ramah lingkungan. Artinya, tanpa unsur hewani dan juga pertanian tanpa tanah.

Mengakhiri pemaparannya, Dr. (H.C) Tjen meyakini bahwa ke depannya, Universitas Prima Indonesia dan RSU Royal Prima akan mampu menjadi pionir dalam perkembangan ilmu kedokteran berbasis artificial intelligence (A.I) dan biology synthetic. Lebih lagi, bidang ilmu imunologi menunggu kontribusi aktif dari UNPRI dan RSU Royal Prima.

"UNPRI dan RSU Royal Prima akan berperan aktif di bidang kesehatan dan lingkungan umum. Prinsip kita, kita tidak ingin menjadi follower, tetapi the leader. Saya yakin hal ini karena UNPRI yang dimotori ibu rektor (Prof. Chrismis) dan dukungan penuh dari founder (Prof. Nyoman) sudah mengadakan rumah sakit umum maupun satelit. Kita yakin UNPRI dapat menjadi leader di hidang kesehatan, bukan saja sumatera Utara, nasional, tetapi level regional Asia,” ujar Dr. (H.C) Tjen mengakhiri orasi ilmiahnya.




Berita Seputar Universitas Prima Indonesia:

Berita Lain:

Berita Halaman Depan: