FKKGIK UNPRI Gelar Kuliah Umum

Menjadi Dokter di Era Revolusi Industri 4.0

Jum'at, 17 Februari 2023 08:45:45 oleh Muhammad Aditya Kurnia | berita sebelumnya | berita selanjutnya









Selama dua hari, tanggal 15-16 Januari Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi dan Ilmu Kesehatan (FKKGIK) UNPRI menggelar kuliah umum dengan tema "Menjadi Dokter di Era Revolusi Industri 5.0". Kuliah umum ini menghadirkan dua pakar yang sangat berkompeten dan berkualifikasi di bidang kesehatan. Adapun pemakalah di hari pertama adalah Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH,MMB,FINASIM,FACP,FACG (Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia) dan menjabat di berbagai asosiasi kedokteran sebagai Wakil Ketua 1 Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), Regional Ambasador for Southeast Asia of Association of Academic Heath Centre International (AAHCI) dan juga Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Negeri Indonesia (AFKNI). sedangkan pembicara hari kedua adalah Prof. Dr. Abdul Kadir, Ph.D,Sp.THT-KL(K),MARS. (Ketua Dewan Pengawas BPJS dan Direktur Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan) Acara kuliah umum terselenggara di Hall Kampus Utama UNPRI, Jalan Sampul 04, Kota Medan.

Dalam kuliah umum hari pertama, Prof. Dr. Ari mengangkat tema besar "Wawasan Sociotechnopreneurship dalam Pengingkatan Kualitas Lulusan Dokter", topik yang dipaparkan Dekan FK UI ini selaras dengan Visi Universitas Prima Indonesia yakni "Menjadi Universitas yang Unggul dalam Bidang Socio-Technopreneurship yang Inovatif dan Adaptif. Moderator kuliah umum hari pertama adalah dr. Yan Indra Fajar Sitepu, M.Ked (PD), Sp.PD (Wakil Ketua II Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan)

Adapun kuliah umum di hari Rabu, 15 Februari 2023 ini dihadiri oleh: dr. Yan Indra Fajar Sitepu, M.Ked (PD), Sp.PD (Wakil Ketua II Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan), Prof. Dr. dr. I Nyoman Ehrich Lister, M.Kes., AIFM., Sp.KKLP. (founder UNPRI), Dr. Tommy Leonard, SH., M.Kn (Ketua BPH Yayasan Perguruan Tinggi Prima Indonesia), Prof. Dr. Chrismis Novalinda Ginting, M.Kes, (Rektor UNPRI), Prof. Dr. dr. Farhat, M.Ked (ORL-HNS), Sp.THT-KL(K)FICS (Penasehat UNPRI), Para Wakil Rektor di Lingkungan UNPRI, Prof. Dr. dr. H. Gusbakti Rusip, M.Sc., Sp.KKLP., PKK., AIFM, (Dekan FKKGIK UNPRI), Para Dekan Fakultas di lingkungan UNPRI, Direktur RS Royal Prima Medan ,Dr. dr. Wienaldi, MKM, Segenap jajaran di FKKGIK UNPRI dan para civitas akademia.

Dalam eksposisinya, Prof. Dr. Ari memaparkan bahwa kata sociotechnoprenurship sendiri terdiri dari tiga kata dasar, sosial (masyarakat), tech (teknologi) dan entrepreneurship (kewirausahaan), oleh sebab itu, pemahaman sociotechnopreneurship haruslah berupaya mengembangkan teknologi dengan tujuan utama untuk kepentingan masyarakat.

Dengan pemaknaan tersebut kemudian muncul persepsi bahwa sociotechnopreneurship yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat bertentangan dengan spirit entrepreneurship yang secara konvensional didefinisikan sebagai profit-oriented. Menyikapi fenomena tersebut, Prof. Dr. Ari menegaskan bahwa sociopreneurship haruslah tetap stabil secara finansial agar segara keberlanjutan (financially sustainable) dapat terus menjalankan pelayanan kesehatan yang seturut dengan visi yang telah dicanangkan tersebut.

Mencontohkan situasi di Fakultas Kedokteran UI, Dekan FK UI tersebut menjelaskan bahwa UI telah menjalankan skema Triple Helix, kerjasama antara Pemerintah, Akademisi dan Industri melalui kerjasama dengan Kementrian Kesehatan maupun Industri seperti Biofarma, Pipetin, Konimex dan Danone. FK UI turut menjalin kerjasama lintas sektor baik dalam ranah nasional maupun internasional.

Mengakhiri pemaparannya, Prof. Dr. Ari mencanangkan aspek-aspek yang harus dikuasai oleh dokter pada masa revolusi industri 4.0 ini. Adapun kompetensi yang dibutuhkan dokter, hemat Prof. Dr. Ari antara lain literasi teknologi (bekal mengabdi bagi masyarakat), pemaknaan dokter sebagai figur pembelajar sepanjang hayat dengan visi sociotechnopreneurship sebagai upaya pengabdian dengan karya sama bisnis demi masyarakat.

Adapun kuliah umum hari kedua yang berlangsung pada hari Kamis, 17 Februari 2023 dengan pemakalah Prof. Dr. Abdul Kadir, Ph.D,Sp.THT-KL(K),MARS mengangkat tema "Peran BPJS Kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan Merata Sesuai dengan Universal Health Coverage (UHC). UHC, atau cakupan kesehatan semesta menjamin seluruh masyarakat mempunyai akses untuk kebutuhan pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas dan efektif. Kuliah umum hari kedua ini dimoderatori oleh dr. Ery Suhaymi, S.H., M.H. Ked., Sp.B, Financs (Surg), Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Medan,

Adapun pihak yang menghadiri kuliah umum hari kedua adalah dr. Ery Suhaymi, S.H., M.H. Ked., Sp.B, Financs (Surg), Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Medan, Prof. Dr. dr. I Nyoman Ehrich Lister, M.Kes., AIFM., Sp.KKLP. (founder UNPRI), Dr. Tommy Leonard, SH., M.Kn (Ketua BPH Yayasan Perguruan Tinggi Prima Indonesia), Prof. Dr. Chrismis Novalinda Ginting, M.Kes, (Rektor UNPRI), Prof. Dr. dr. Farhat, M.Ked (ORL-HNS), Sp.THT-KL(K)FICS (Penasehat UNPRI), Para Wakil Rektor di Lingkungan UNPRI, Prof. Dr. dr. H. Gusbakti Rusip, M.Sc., Sp.KKLP., PKK., AIFM, (Dekan FKKGIK UNPRI), Para Dekan Fakultas di lingkungan UNPRI, Direktur RS Royal Prima Medan ,Dr. dr. Wienaldi, MKM, Direktur Utama RS Royal Prima Marelan, Direktur Utama RS Mata Prima Vision, Segenap jajaran di FKKGIK UNPRI dan para civitas akademia.

Dalam pemaparannya, Prof. Dr. Abdul Kadir menjabarkan bagaimana BPKS kesehatan secara aktif mencanangkan perluasan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKTRL). Tren kerja sama Faskes meningkat setiap tahunnya, tercapat bahwa sampai dengan Desember 2022, jumlah Faskes kerja sama adalah 23.730 FKTP dan 2.963 FKRTL.

Untuk mencapai target pemerintah terkait Universal Health Coverage yang merupakan salah satu tolak ukur Sustainable Development Goal (SDG) United Nation, dalam kurun waktu 8 tahun, program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)-Kartu Indonesia Sehat (KIS) telah melindungi 90,34% dari total penduduk Indonesia, papar Prof. Dr. Abdul Kadir.

Mengakhiri pemaparannya, Ketua Dewan Pengawas BJPS ini menggarisbawahi bahwa dalam rangka mencapai UHC, BPJS Kesehatan mengembangkan upaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan dengan memastikan pemerataan akses pelayanan Kesehatan dan upaya peningkatan mutu layanan bagi peserta program JKN.

Setelah acara kuliah umum yang berlangsung selama dua hari ini berakhir, kegiatan dilanjutkan dengan peninjauan kelengkapan fasilitas kesehatan di RSU Royal Rrima dan RS Mata Prima Vision.


Berita Seputar Universitas Prima Indonesia:

Berita Lain:

Berita Halaman Depan: