Ketua Kolegium Radiologi Indonesia Raih Profesor Kehormatan di UNPRI

Penganugerahan Gelar Profesor Honoris Causa

Senin, 27 Maret 2023 13:23:27 oleh Muhammad Aditya Kurnia | berita sebelumnya | berita selanjutnya





Dokumentasi dapat juga diakses via Instagram UNPRI

Instagram UNPRI

Rektor Universitas Prima Indonesia, Prof Dr, Chrismis Novalinda Ginting, M.Kes sesuai rekomendasi dewan senat Universitas Prima Indonesia mengukuhkan Dr. dr. Aziza Ghanie Icksan, Sp. Rad (K) TR (Ketua Kolegium Radiologi Indonesia) menjadi guru besar (profesor) kehormatan /Honoris Causa Universitas Prima Indonesia dalam bidang kesehatan. Acara berlangsung di Hall Utama Kampus Universitas Prima Indonesia (UNPRI), jalan Sampul No 3, Kota Medan.

Acara pengukuhan guru besar kehormatan ini dihadiri secara langsung oleh Penasehat Akademik UNPRI, Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. dr. Terawan, Agus Putranto, Sp. Rad (K) Radiologi Intervensi, Rektor Universitas Sriwijaya (UNSRI), Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, MsCE. Kemudian, para Guru Besar dari berbagai institusi, yakni : Prof. Dr.dr. Farhat M.Ked (ORL-HNS), Sp.THT-BKL Subp Onk, FICS ; Prof. Dr. dr Ristaniah Sp. Rad (K) : Prof. dr. Elisna Syahruddin Ph.D, Sp.P(K) ; Prof. Dr. Ali Ghanie, SPPD,K-KV, Finasim ; Prof. Dr. dr. Noni Soeroso Sp.P (K).

Adapun jajaran direksi dan rektorat UNPRI yang hadir dalam acara pengukuhan profesor Honoris Causa adalah Founder UNPRI Prof. Dr. I Nyoman E.Lister MKes AIFM, Ketua Badan Pelaksana Harian (BPH), Dr. Tommy Leonard, SH.,M.K, Komisaris Utama PT. Royal Prima, Tbk. Dr. Heriyanti, S.H.,M.Kn, Komisaris Independen PT. Royal Prima, Tbk. Dr. dr. Suhartina Darmadi, M.K.M, Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Prima Indoensia, Julim, S.K.M., M.K.M, Rektor UNPRI, Rektor UNPRI, Prof Dr, Chrismis Novalinda Ginting, M.Kes, Seluruh Wakil Rektor di Lingkungan UNPRI, Direktur RSU Royal Prima, Dr.dr.Wienaldi, M.K.M, Direktur RS Gigi dan Mulut Prima Medan, Dr. drg. Florenly, MHSM., M.P.H, Direktur RS Prima Vision, dr. M. Farid Syahrian, M.K.M, Seluruh Dekan, Kepala Prodi, Guru Besar, dan seluruh Kepala Biro/Lembaga Universitas Prima Indonesia.

Pembacaan Surat Keputusan Rektor Universitas Prima Indonesia tentang Penganugerahan Gelar Profesor Kehormatan dilakukan oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik, Abdi Dharma, S.Kom, M.Kom dan dilanjutkan dengan Penyerahan Piagam Gelar Profesor Kehormatan oleh Rektor Universitas Prima Indonesia.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Chrismis mengemukakan bahwa penganugerahan gelar profesor kehormatan ini merupakan yang pertama kali disematkan oleh UNPRI. Hal ini terkait dengan fungsi Perguruan Tinggi sebagai pilar pembangunan bangsa dan untuk menciptakan lulusan yang unggul, terampil, kompetitif dan berdaya saing tinggi diperlukan SDM yang memadai, terutama tenaga pengajar yang berstatus doktor maupun profesor.

"Saat ini UNPRI telah mengelola 43 program studi dalam 8 fakultas, pendidikan tinggi di UNPRI lengkap dari level diploma, sarjana, profesi, spesialis, magister dan doktor. Di tahun 2023 ini UNPRI mendapat kepercayaan untuk membuka dua program studi spesialis, keluarga layanan primer dan radiologi. UNPRI telah mendapatkan akreditasi unggul di doktor ilmu kesehatan, pendidikan dan profesi dokter," ujar Rektor UNPRI.

Adapun keberadaan program studi haruslah didukung dengan SDM yang memadai, penganugerahan gelar profesor kehormatan ini menambah jumlah guru besar di lingkungan UNPRI menjadi 9 profesor. UNPRI berkomitmen penuh untuk mengembangkan jabatan fungsional doktor, terutama yang sudah Lektor Kepala (LK) untuk menjadi guru besar, seturut dengan standar Penilaian Angka Kredit dan pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi.

Penyematan gelar kehormatan profesor Honoris Causa ini merupakan sebuah penghargaan bagi kompetensi luar biasa yang ditunjukkan oleh seorang figur. Gelar Professor (H.C) ini telah melalui berbagai tahap, usulan fakultas, rektorat hingga rapat senat universitas.

Rektor UNPRI, Prof Dr Chrismis Novalinda Ginting M.Kes mengharapkan pemberian gelar guru besar kehormatan kepada Prof (H.C.UNPRI) Dr Aziza Ghanie Icksan Sp.Rad(K)TR akan memberikan dampak-dampak positif bagi perkembangan dan penguatan akademik di UNPRI baik untuk tataran nasional dan internasional.

“Saya percaya dengan pengalaman beliau yang luar biasa akan membawa UNPRI semakin maju terkhusus dalam perkembangan ilmu kedokteran spesialis radiologi,” katanya.

"Prof. (H.C. UNPRI) Dr. dr. Aziza Ghanie Icksan, Sp. Rad (K) TR merupakan tokoh yang sangat berpengalaman di bidang radiologi. Beliau banyak berjasa bagi Perguruan Tinggi Swasa (PTS) seperti UNPRI untuk mendapatkan izin pemerintah membuka program studi spesialis, terkhusus radiologi. Hal ini penting mengingat pemenuhan dokter radiologi Indonesia masih minim. Untuk ke depannya, kiprah Prof. (H.C. UNPRI) Dr. dr. Aziza diharapkan dapat membantu pengembangkan ilmu spesialis radiologi di Indonesia, terkhusus di UNPRI, seturut dengan tujuan UNPRI untuk mengembangkan dan mendiseminasi tugas-tugas keilmuan" papar Prof. Dr. Chrismis mengakhiri sambutannya.

Pidato pengukuhan Prof. (H.C. UNPRI) Dr. dr. Aziza berjudul "Peran Imaging Thorax dalam Membantu Menurunkan Morbiditas dan Mortalitas Penyakit TBC Paru dan Kanker Paru di Indonesia." Saat ini Indonesia menduduki peringkat kedua penderita TBC di dunia, di bawah India, walaupun kasus yang dilaporkan tergolong masih under reporting dan under diagnosis. Walaupun penyakit TBC ini merupakan penyakit kuno, hingga saat ini TBC masih merupakan darurat kesehatan.

Selain permasalahan TBC, kanker paru turut merupakan kematian kanker terbesar (20%) di dunia, resiko tersebut terutama disebabkan oleh merokok dan obesitas. TBC dan Kanker Paru sering terjadi bersamaan, antara 1,64 hingga 6 kali lebih rentan terjadi jika penderita sudah mengidap salah satu penyakit tersebut.

Permasalahan yang masih diterjadi di Indonesia hingga saat ini, sebagaimana dipaparkan Prof. (H.C. UNPRI) Dr. dr. Aziza adalah masih kurang ratanya fasilitas kesehatan (faskes) di penjuru Indonesia, minimnya dokter spesialis di Indonesia dan masih belum banyak penanganan penyakit ini secara multi disiplin.

Di akhir pidato pengukuhannya, beliau menegaskan bagaimana klinikus dan dokter spesialis radiologi harus mampu menggunakan semua modalitas diagnosis untuk men diagnosa TBC ataupun memberikan teori, dan imajing radiologi thorax meruoakan imajing yang digunakan untuk screening TBC dengan sensitifitas yang cukup tinggi.

"Semoga semua permasalahan TBC dan kanker paru di Indonesia bisa diatasi dengan penambahan fasilitas radiologi, penambahan jumlah dari spesialis radiologi, dari spesialis yang menangani TBC dan kanker paru, serta terbentuknya kerja sama antar profesi terkait /MDD TBC dan kanker paru di seluruh RS di Indonesia,"




Berita Seputar Universitas Prima Indonesia:

Berita Lain:

Berita Halaman Depan: