FK UNPRI TUAN RUMAH RAKORWIL AIPKI WILAYAH I

Gubsu: Banyak Dokter Tak Mau Berpraktek Di Daerah Terpencil

Selasa, 03 November 2015 17:39:29 oleh Bayu Angga Wijaya | berita sebelumnya | berita selanjutnya

Gubernur Sumatera Utara (Gusbu) H. Gatot Pujo Nugroho mengatakan, fenomena di tengah masyarakat saat ini banyak dokter yang tidak mau berpraktek maupun ditempatkan di daerah-daerah terpencil. Ini menjadi sebuah persoalan komitmen bagi pemerintah, fakultas kedokteran, maupun instansi terkait dalam memberikan layanan kesehatan kepada seluruh lapirsan masyarakat. Hal tersebut dikatakan Gubsu saat membuka Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) Wilayah I dan seminar tentang 'Sinergi Peran Institusi Pendidikan Kedokteran, Organisasi Profesi, Pemerintah Daerah Dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Primer di Indonesia', di Rumah Sakit Royal Prima Jalan Ayahanda Medan, Jumat (10/4), dengan tuan rumah Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia (FK Unpri).

Acara tersebut dihadiri Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kemkes RI/Ketua National Board DLP Prof. Dr. dr. Akmal Taher Sp.U., Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama Ditjen Dikti diwakili dr. Arsita, Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan kedokteran Indonesia AIPKI Wilayah I Dr. dr. H. M Zulkarnaen M.Med., Sc PKK, Sekretaris AIPKI dr. Mariatul Fadillah, MARS., Ketua Pembina Unpri, dr. I Nyoman Ehrich Lister, M.Kes., AIFM., Ketua BPH Unpri, Dr. Tommy Leonard, S.H., M.Kn. Rektor Unpri, Prof. dr. Djakobus Tarigan, AAI., DAAK., Dekan FK Unpri, dr. H. Yulitas Bachtiar, Sp.A, Wakil Dekan I FK Unpri dr. Ali Napiah Nasution, Pembantu Rektor II, Ermi Girsang, SKM, M.Kes., Penasehat Unpri dr. Sofian Wijaya, M.H.A., yang mewakili sejumlah FK seperti FK USU, FK UISU, FK UMI, FK UMSU, FK HKBp Nomensen dan para dosen FK Unpri.

"Fenomena yang ditemukan di Sumut saat ini, banyak dokter yang tidak mau berpraktek di tempat-tempat terpencil. Apalagi biasanya, ada anak-anak pejabat yang kuliah di Fakultas Kedokteran, pada saat waktu mau melakukan internsip, maunya yang dekat-dekat Kota Medan saja", ujar Gatot Pujo Nugroho. Bahkan dalam kesempatan itu, Gatot menyebutkan, profesi kedokteran sekarang ini memiliki nilai sosial yang rendah. Banyak fakta dan berita di media, ada pasien tidak dilayani oleh seorang dokter hanya karena faktor pasien miskin.

Menurutnya, ini menjadi suatu persoalan, persoalan komitmen dan persoalan kemauan yang harus diselesaikan permasalahannya. Oleh karena itu, katanya, kegiatan Rakorwil AIPKI tersebut tidak hanya sekadar seremoni saja, tetapi dapat memberikan kontribusi langkah-langkah konkret dan rekomendasi dari para dekan fakultas kedokteran, pembantu dekan serta para dosen dalam melahirkan para dokter.

"Kalau boleh saya menitip pesan, bahwa dalam proses perkuliahan harus juga disisipkan materi moral, spiritual, dan takwa dalam profesi kedokteran", ujar Gatot. Sebagaimana dicanangkan Presiden, bahwa perlu dilakukan Revolusi Mental, khususnya dalam bidang kesehatan. Yang harus dilakukan adalah para dosen dari perguruan tinggi, bagaimana bisa menciptakan revolusi mental melalui proses pembelajaran.

"Melalui kegiatan ini, mudah-mudahan akan ada sebuah komitmen saya, komitmen IDI, komitmen dekan, komitmen kita semua pelaku kesehatan agar bangsa kita ini, khususnya di Sumut, dapat melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang cerdas, sehat, serta memiliki kemampuan spiritual, emosional dan intelektual", ujarnya.

Sebagai narasumber pada seminar itu, Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kemkes RI/Ketua National Board DLP Prof. Dr. dr. Akmal Taher, SpU, memaparkan tentang pelayanan kesehatan primer di Indonesia, dulu sekarang dan masa depan.

Sedangkan, Direktur Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama Ditjen Dikti yang diwakili dr. Arsita memaparkan mengenai langkah dan kebijakan Dikti dalam mendukung pelaksanaan program dokter layanan primer (DLP).

Ketua AIPKI Wilayah I Dr. dr. H. M Zulkarnaen, M.Med, Sc PKK mengatakan, pemerintah daerah sebagai pengguna dokter di pelayanan kesehatan primer, juga berperan penting dalam menyediakan sarana prasarana yang dibutuhkan, dengan perubahan level KKNI tersebut. Sehingga para tenaga kesehatan khususnya dokter yang bertugas di pelayanan primer, dapat bekerja optimal, sesuai dengan fungsi kompetensinya.

"Kualifikasi dokter yang makin tinggi dan profesional yang makin baik, pada gilirannya diharapkan akan mendorong peningkatan mutu pelayanan kesehatan", kata Zulkarnaen. Untuk menciptakan sinergi tersebut, katanya, AIPKI Wilayah I yang terdiri dari 17 FK yang tersebar, mulai dari Aceh hingga Batam, melakukan rapat koordinasi dengan melibatkan peran aktif pemangku kepentingan terkait.

Sementara itu, Dekan FK Unpri, dr. H. Yulitas Bachtiar, Sp.A, menambahkan, tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan peran serta institusi pendidikan kedokteran, organisasi profesi serta pemerintah daerah dalam sinergi implementasi pemikiran dan strategi kebijakan dalam mendukung peningkatan mutu pelayanan kesehatan primer di Indonesia

GUBSU Gatot Pujo Nugroho foto bersama Ketua Pembina Unpri, dr. I Nyoman Ehrich Lister, M.Kes., AIFM., Ketua BPH Unpri Dr. Tommy Leonard, SH., MKn, dan panitia Rakorwil AIPKI.


Berita Seputar Kedokteran:

Berita Lain:

Berita Halaman Depan: