Seminar: Mengenal Minat dan Bakat Fakultas Psikologi UNPRI Dipadati Mahasiswa dan Siswa SMA/SMK Kota Medan

Open Day UNPRI 2025

February 06, 2025 09:49 oleh Elhaiza Gq Situmeang | berita sebelumnya | berita selanjutnya



Medan, Mahasiswa di lingkungan kampus Universitas Prima Indonesia (UNPRI) dan siswa SMA yang ada di Kota Medan, sangat antusias mengikuti seminar yang digelar Fakultas Psikologi UNPRI bertajuk “Mengenal Minat dan bakat untuk menentukan karir yang Tepat”, yang digelar Rabu (5/2/2025) di Hall Lt.10 Kampus UNPRI Jln.Sampul no 3 Medan.

Narasumber Husna Astria Aritonang, M.Psi., Psikolog, Dosen Fakultas Psikologi UNPRI, yang juga Associate Psikolog Alinsan Psychology Assessment and Consulting (APAC), bahwa minat adalah ketertarikan seseorang terhadap suatu bidang atau aktivitas. Minat bisa diasah dari luar, untuk itu peran lingkungan besar dalam meningkatkan minat. Bisa berupa hasil belajar/pengalaman, orientasi pada hobi/kesenangan semata, mudah berubah sesuai trend.

Sementara bakat adalah potensi alami yang dimiliki seseorang dalam melakukan sesuatu dengan baik. Bakat sifatnya natural/alami/ bawaan, terlepas dari suka atau tidak suka, tidak mudah berubah dan sifatnya permanen, dimana aspek genetik lebih dominan.

Menurut Husna, berdasarkan data dari Integrity Development Flexibility (IDF), sekitar 87% mahasiswa di Indonesia merasa telah memilih jurusan yang tidak sesuai dengan minat dan bakat mereka. Penelitian dari Indonesia Career Center Network (ICCN) pada tahun 2017, menunjukkan bahwa 87% mahasiswa di Indonesia mengalami kesalahan dalam memilih jurusan. “Kesalahan dalam pemilihan jurusan dapat berdampak negatif pada prestasi akademik dan kesejahteraan psikologis mahasiswa”,ujarnya.

Oleh sebab itu, Husna mengatakan sangat pentingnya mengenali minat dan bakat dalam menentukan karir. Kalau dikenali dengan tepat, maka akan mampu meningkatkan kepuasan dan motivasi kerja, memudahkan proses pengembangan karir jangka panjang, mengurangi risiko stres dan ketidakpuasan dalam pekerjaan.

Kemudian Husna mengemukakan cara mengenali minat dan bakat. Menurutnya ada beberapa cara, antara lain Self-Assessment (Penilaian Diri Sendiri), mengidentifikasi aktivitas yang paling dinikmati, mengevaluasi keterampilan yang mudah dikuasai, mengingat kembali pengalaman berprestasi di masa lalu.

Cara lainnya adalah mengikuti Tes Psikologi dan Kepribadian (Tes Minat dan Bakat, seperti Tes Kepribadian (MBTI, DISC, dsb.) dan Tes Kecerdasan Majemuk (Howard Gardner). Kemudian mendapatkan umpan balik dari orang lain (bertanya kepada keluarga, teman, atau mentor, mnengamati bagaimana orang lain menilai kemampuan kita. Atau eksplorasi dan pengalaman langsung (mengikuti kursus atau pelatihan di berbagai bidang, melakukan magang atau pekerjaan sukarela, mencoba hobi atau proyek yang beragam.

Menurutnya, hubungan minat dan bakat dengan karir sangat erat. “Oleh sebab itu kita perlu memetakan minat dan bakat dengan dunia kerja. Misalnya, jika suka menulis dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik, bisa mempertimbangkan karir di bidang jurnalistik atau content creator. Jika memiliki bakat di bidang matematika dan analisis data, bisa mengarah ke profesi data analyst atau akuntan.

Kemudian melakukan analisis dengan menggunakan metode SWOT dalam perencanaan karir . Strengths (Kekuatan): Apa yang kita kuasai? Weaknesses (Kelemahan): Apa yang perlu diperbaiki? Opportunities (Peluang): Peluang karir yang sesuai dengan minat dan bakat. Threats (Ancaman): Tantangan yang mungkin dihadapi.

Dalam seminar yang dipandu oleh Moderator Rina Mirza, M.Psi., Psikolog, dosen tetap di Fakultas Psikologi UNPRI dan Ketua Pusat Unggulan IPTEK Psikologi Klinis: Family Mental Health Centre UNPRI tersebut, Husna menjelaskan bahwa mengenal minat dan bakat adalah langkah awal dalam menentukan karir yang sesuai. “Eksplorasi dan pengalaman langsung sangat penting dalam menemukan bidang yang paling cocok. Perencanaan karir yang matang akan membantu mencapai kesuksesan dalam dunia kerja”, tandasnya.



Ketika ditanya mahasiswa bagaimana kalah sudah salah jurusan, Husna mengatakan salah jurusan bukan akhir segalanya. “Tapi lihat potensi kamu dan kembangkan kelebihan yang kamu miliki melalui jurusan yang sudah dipilih”, jawabnya.

Pertanyaan Amanah, mahasiswi Fakultas Hukum UNPRI mengatakan khawatir dengan masa depan karena merasa salah jurusan. “Saya khawatir dengan masa depan, karena minat dan bakat yang sebenarnya saya miliki adalah di dunia kuliner. Apa yang harus saya lakukan karena jika saya meneruskan di bidang hukum, saya merasa tidak termotivasi dan akan lebih banyak biaya yang dibutuhkan untuk bisa berkarir di hukum”, tanyanya.

Menurut Husna, pertanyaan tersebut sangat relate dengan kehidupannya. “Saya juga suka masak, dan saya juga sempat ditentang orang tua untuk mengambil kelas kuliner. Namun yang saya lakukan sekarang adalah saya melanjutkan karir saya, namun tetap tidak meninggalkan minat saya di bidang memasak. Saya menggunakan minat saya dibidang memasak sebagai hobi yang menyenangkan di sela-sela karir. Kalau kamu mau memulai dari awal dibidang hukum, itu tidak apa-apa. Prosesnya memang panjang, namun coba untuk tetap fokus dan lanjutkan apa yang sudah kamu mulai”, ujarnya menjawab.




Berita Seputar Fakultas Psikologi:

Berita Lain:

Berita Halaman Depan: