2000 Mahasiswa UNPRI Ramaikan Seminar: Gen Z Sang Penggerak Inovasi dan Kreativitas

Open Day UNPRI 2025

February 04, 2025 14:32 oleh Elhaiza Gq Situmeang | berita sebelumnya | berita selanjutnya



Medan, Sebanyak 2000-an mahasiswa Universitas Prima Indonesia (UNPRI) dari berbagai fakultas meramaikan seminar bertajuk “Gen Z Sang Penggerak Inovasi dan Kreativitas”, sekaligus mengisi acara OPEN DAY UNPRI 2025, yang digelar di Lt.10 Main Hall UNPRI Jln. Sampul No 3 Medan, Selasa (4/2/2025).

Dosen Tetap Fakultas Ekonomi UNPRI, Jolan B. Amelia Sinaga, SE.MM,MAk yang tampil sebagai narasumber, tampil apik dan komunikatif menggunakan bahasa Gen Z kepada mahasiswa Gen Z yang didominasi mahasiswa Fakultas Ekonomi UNPRI, kemudian diikuti juga oleh mahasiswa dari fakultas lainnya, dan sebahagian siswi SMA yang ada di Kota Medan.

Di awal seminar, Jolan menyampaikan fenomena tahun 2024 dimana sejumlah perusahaan di Indonesia memecat pegawai dari kalangan Gen Z, dengan alasan mereka tidak tahan banting, tidak betah kerja, bahkan 34% tidak masuk kerja di hari pertama tanpa konfirmasi.

Di sisi lain, terjadi perubahan ekspektasi Gen Z terhadap dunia kerja, Gen Z memiliki ketrampilan digital yang kuat, memiliki inovasi dan kreativitas di tempat kerja karena punya pola pikir out of the box, memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan mental.

Menurut Jolan, pandangan masyarakat saat ini terhadap Gen Z, bahwa generasi ini sudah terbiasa teknologi digital sejak lahir (digital native), memiliki ketergantungan teknologi namun dengan teknologi versi sekarang yaitu gadget dan media sosial, peduli sosial (aktif menyuarakan kepedulian sosial dan lingkungan).



Jolan lebih lanjut memaparkan karakteristik Gen Z, yaitu mandiri dan praktis, multitasking khususnya kaum wanita, digital native, kreatif dan inovatif, FOMO (fear of Missing Out) atau takut dibilang ketinggalan zaman, toleran dan inklusif serta berorientasi pada tujuan atau berambisi).

“Gen Z tidak mengkotak-kotakkan pertemanan, tidak membatasi diri dalam bergaul, serasa teman dekat dengan orang-orang lain di sosial media, tetapi agak susah menjawab. Ketika saya mengajar, pernah saya tanya mahasiswa di kelas apa sudah paham, tetapi mereka tak menjawab. Ketika saya tanya kemudian, katanya kami sudah jawab dalam hati. Siapa yang tahu dalam hati kalian, serasa kalian ada di dunia lain”,ujarnya membuat mahasiswa tertawa lebar menyadari kebenaran karakter mereka.

Supaya para Gen Z tersebut memahami dan menyadari kondisi mereka sebenarnya, Jolan memaparkan pendekatan analisis SWOT, sehingga peserta seminar memahami apa yang menjadi kekuatan/kelebihan, kelemahan mereka, peluang yang bisa dimasuki dan tantangan atau ancaman yang harus dihadapi.

Strength (S) atau kekuatan/kelebihan Gen Z adalah mahir teknologi, mudah beradaptasi, kreatif & inovatif, komunikasi digital bagus, fleksibel dan multitasking.

Weaknesses(W) atau kelemahan Gen Z antara lain komunikasi tatap muka masih kurang dan perlu ditingkatkan, terkadang impulsif, pengalaman kerja formal kurang, rentan hoaks, potensi beban media sosial.

Opportunity (O) atau peluang yang bisa dimanfaatkan Gen Z, industri kreatif tumbuh pesat dan bisa dimanfaatkan, kolaborasi global mudah, keahlian digital tinggi permintaannya, peluang wirausaha besar, dan peran aktif di isu sosial.

Threat (T) yaitu ancaman/tantangan yang akan dihadapi Gen Z antara lain persaingan sangat ketat, teknologi cepat berubah, stigma negatif masyarakat, butuh peningkatan kompetensi.

Untuk itu Jolan menyampaikan strategi Gen Z bersaing di pasar kerja, antara lain peningkatan soft skill sangat penting, etos kerja yang profesional (bertanggung jawab, disiplin waktu), kolaborasi efektif serta siap menerima kritikan, melakukan pengembangan kompetensi (kursus atau training), dan penting membangun personal branding.

Lalu bagaimana Gen Z menjadi penggerak inovasi dan kreativitas? Jolan meminta peserta seminar untuk mengembangkan aplikasi teknologi berbasis AI, menciptakan video edukatif, mandiri, berkolaborasi lintas sektoral, bermitra dengan perusahaan startup.

“Selain itu bergabung ke dalam komunitas yang bermanfaat baik online maupun di dunia nyata untuk bertukar ide, berani berinovasi tanpa takut gagal, pastikan karyamu dibutuhkan banyak pengguna, kuasai Bahasa Mandarin, raih sertifikat dari berbagai aspek”, tuturnya

Usai menyampaikan paparannya, beberapa mahasiswa juga menyampaikan pertanyaan, seperti Ezra Nikolas dari Prodi Manajemen FE UNPRI, Ocha Amelia dari Prodi Akuntansi FE UNPRI dan Cindy Zebua dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UNPRI, kemudian dijawab Jolan yang dipandu oleh Dr.Salman selaku moderator, Kaprodi Manajemen FE UNPRI.


Berita Seputar Fakultas Ekonomi:

Berita Lain:

Berita Halaman Depan: